Fenomena dan Profesional Public Relations
(Materi ke-10)
Oleh : Abang Zakqy Husna
Menurut Prita Kemal Gani, Pada akhir-akhir ini di Indonesia
terdapat serangkaian fenomena yang turut mempengaruhi aktivitas PR, dimana
dapat dikeathui bahwa kegiatan PR selalu melibatkan stakeholder (pemangku
kepentingan).
Pertama, arus globalisasi. Kedua, perubahan sistem politik. Ketiga,
perubahan sistem media massa. Keempat, fenomena perkembangan media sosial.
Kelima, fenomena kebebasan informasi.
Jadi dari di atas disimpulkan bahwa Fenomena Public Relations
adalah dimana banyaknya hal-hal yang dapat dilihat dari kejadian-kejadian dalam
aktivitas Public Relations, contohnya dalam mengatasi atau mengcounter dari
media massa akan hal negatif sehingga hal negatif tersebut tidak mempengaruhi
citra dari organisasi maupun perusahaan.
Profesional Public Relations artinya disini bagaimana public
relations mempunyai keahlian dan keuletan dari segi teknis baik itu komunikasi
dan dari segi pengalaman dan pemahaman yang dipelajari seseorang dalam
meningkatkan profesionalitasnya.
Menurut Grunig dan Hunt (1984:66) pemahaman profesionalisme dalam
PR bisa dilihat dari factor-faktor berikut ini:
Pertama, Adanya seperangkat nilai-nilai
professional. Nilai-nilai profesional ini ialah adanya kebebasan dalam
menuangkan hasil pemikiran dan berusaha mendahulukan kepentingan publik diatas kepentingan
pribadi.
Kedua,
Keanggotaan pada asosiasi profesi, Asosiasi ini didasarkan pada kesamaan
profesi yang dimiliki anggotanya. Dalam asosiasi ini ada etika atas aturan yang
telah disepakati bersama dan ada sangsi bagi yang melanggar.
Ketiga,
Taat pada norma-norma professional (etika, kode etik dan penerapan). Kode etik
kehumasan Indonesia telah memiliki kode etik profesi yang mengatur mengenai komitmen
pribadi, perilaku terhadap klien dan atasan, perilaku terhadap masyarakat dan
media massa, serta perilaku terhadap rekan sejawat.
Keempat,
Adanya bangunan pengetahuan dan tradisi intelektual. Maksudnya
agar para praktisi yang menggeluti bidang ini memiliki kepemilikan pengetahuan
teoritis yang cukup kuat agar ada dasar dari setiap aktivitas yang dilakukan
serta ada pertanggungjawaban.
Dan
yang terakhir adalah Adanya keterampilan teknis. Keterampilan teknis ini bisa
didapat dari pelatihan-pelatihan professional. Yang diikuti dari adanya seminar
ataupun workshop yang disediakan oleh instansi-instansi tertentu
Daftar Pustaka
Skripsi R Lasweny - 2012, Profesi PR yang dipersyaratkan
oleh perhotelan bintang lima di Yogyakarta.