Senin, 15 Januari 2018

UAS Audit Perbankan Syariah

UAS Audit Perbankan Syariah
Audit Perbankan Syariah
Oleh : Abang Zakqy Husna (1142310003)

1.    Dokumen menjadi begitu penting saat melakukan prosedur audit, mengapa demikian, jelaskan serta berikan contohnya.
Karena dari sudut pandang auditor, dokumen atau bukti adalah fakta dari informasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Dokumen atau bukti harus mempunyai hubungan dengan audit, objektif, relevan dari bermakna. Dalam proses audit, auditor harus dapat menganalisis dan menentukan fakta dari informasi yang relevan dan berkaitan dengan tujuan  audit dokumen atau bukti audit. Contoh dari dokumen audit diantaranya laporan keuangan perusahaan  yang meliputi neraca laporan laba/ rugi dari laporan perubahan modal.

2.    Gambarkan skema dari audit syariah kemudian jelaskan.

 


a.      Planning Review Procedures
ü  Harus direncanakan dengan matang agar selesai dengan efektif dan efisien.
ü  Rencana tersebut harus mencakup pemahaman menyeluruh tentang operasi IFI dalam hal produk,operasi, lokasi, cabang, anak perusahaan dan divisi. Perencanaan tersebut harus mencakup daftar semua fatwa, peraturan dan pedoman yang dikeluarkan oleh SSB.
ü  Memahami kegiatan, produk dan sikap manajemen terhadap kepatuhan terhadap syariah.
ü  Rencana tersebut harus didokumentasikan dengan benar termasuk kriteria dan ukuran pemilihan sampel, dengan mempertimbangkan kompleksitas, dan frekuensi transaksi.
b.      Executing Review  Procedures & preparing working papers
ü  Pemahaman tentang prosedur, komitmen dan pengendalian kepatuhan manajemen terhadap syariah;
ü  meninjau kontrak, kesepakatan, dll;
ü  memastikan apakah transaksi yang dilakukan merupakan produk yang diizinkan oleh SSB;
ü  meninjau informasi dan laporan lain seperti surat edaran, notulen, laporan operasi dan keuangan, kebijakan dan prosedur, dll;
ü  konsultasi / koordinasi dengan penasehat seperti auditor eksternal; dan
ü  mendiskusikan temuan dengan manajemen IFI.
c.       Documenting Conclusions & Reporting to shareholders
ü  SSB harus mendokumentasikan kesimpulan mereka dan menyiapkan laporan mereka kepada pemegang saham berdasarkan hasil kerja dan diskusi yang diadakan. Laporan SSB harus dibaca pada rapat umum tahunan IFI.
ü  SSB harus menerapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang memadai untuk memastikan bahwa penilaian dilakukan sesuai dengan standar.
ü  Prosedur pengendalian mutu dapat mencakup tinjauan terhadap semua dokumen kerja untuk memastikan bahwa prosedur penelaahan telah dipahami dan dijalankan dengan benar.
ü  Diskusi tambahan dapat dilakukan dengan manajemen IFI, jika diperlukan, untuk memastikan bahwa semua masalah penting tercakup selama peninjauan.

3. Jelaskan hubungan dari Dewan Pengawas Syariah dan Auditor Eksternal?
Sangat berkaitan. Ada sejumlah persamaan antara konsep dan pesan auditor eksternal dengan dewan pengawas syariah . keduanay menerbitkan suatu laporan tentang hasil percatataan transaksi yang dikerjakan oleh manager bank dan laporan tersebut diajukan guna diketik untuk stekholders. Auditor menginformasikan apakah laporan keuanagn fair tengang posisi laporan keuangan bank dan hasil usahanya. sedangkan dps menjamin apakah akutansi bank seperti yang dicerminkan dalam laporan keuangan adalah sesuai dengan prinsip prinsp syariah . oleh karena itu pekerjaan dps disebut audit religious atau syariah.

4.  Sebutkan jelaskan pihak-pihak yang dapat melakukan audit syariah atau audit terhadap lembaga keuangan syariah ?
a)   Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Internal Auditor
DPS  merupakan  pihak  yang  memainkan  peran  kunci  dalam  keseluruhan  audit dan kerangka  tata  kelola  perusahaan  dalam  LKS (Kasim  &  Sanusi,  2013;  Karim,  1990). DPS berperan untuk merumuskan kebijakan dan pedoman yang harus diikuti oleh manajemen dalam  kegiatan  mereka,  termasuk  persetujuan  atas  produk  yang  dikeluarkan  dan  juga melakukan shariah  review,  yang merupakan  pemeriksaan  untuk  memastikan  bahwa kegiatan  yang  dilakukan  oleh  LKS  tidak  bertentangan  dengan  prinsip-prinsip  syariah. Dalam menjalankan peran sebagai shariah review DPS dibantu oleh auditor internal sebagai pelaksana  harian.  Yacoob  (2012)  berpendapat  bahwa  internal  auditor  dapat  menjalankan fungsi  auditor  syariah  bila  memiliki  pengetahuan  dan  keahlian  syariah  yang  memadai. Tujuan  utamanya  adalah  untuk  memastikan  sistem  pengendalian  intern  yang  baik  dan efektif yang mengikuti syariah secara ketat.
b)   Auditor Eksternal
Auditor  eksternal  memiliki  peran  yang  unik  dalam  audit  syariah,  bukan hanya  berperan dalam  melakukan  audit  keuangan  tetapi  juga  melakukan Shariah Compliance Test  untuk memastikan kepatuhan shariah dari perusahaan atau LKS. Proses audit tersebut dilakukan secara terstruktur, dimulai dengan perencanaan audit dan diakhir dengan pemberian opini oleh  auditor  terkait  laporan  keuangan  yang  disiapkan  telah  sesuai  fatwa, AAOIFI  serta standar dan praktik akuntansi yang berlaku dalam negeri yang bersangkutan.

5.  Jelaskan secara ringkas prosedur penerimaan penugasan/perikatan audit ?
a.     Mengevaluasi Integritas Manajemen
Laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen. Audit atas laporan keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Untuk dapat menerima perikatan audit, auditor berkepentingan untuk mengevaluasi integritas manajemen, agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya, sehingga laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material sebagai akibat dari adanya integritas manajemen.
Tahap-tahap penerimaan penugasan audit
Di dalam memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima/tidak, auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari 6 tahap, yaitu :
Berbagai cara yang dapat ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integritas manajemen adalah:
1)        Komunikasi dengan auditor pendahulu.
Sebelum menerima suatu perikatan audit, auditor pengganti harus mencoba melaksanakan komunikasi tertentu berikut ini:
ü  Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah yang spesifik
ü  Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya auditor pengganti mengadakan komunikasi dengan auditor pendahulu dan meminta persetujuan dari klien untuk melakukan hal tersebut.
ü  Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang diberikan oleh auditor pendahulu.
2)        Meminta keterangan kepada pihak ketiga.
Informasi tentang integritas manajemen dapat diperoleh dengan meminta keterangan kepada penasihat hukum, pejabat bank, dan pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien. Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dapat juga dipakai sebagai sumber informasi untuk mengevaluasi integritas manajemen.
Dalam melakukan audit, auditor menghadapi kemungkinan disajikannya dengan sengaja laporan keuangan yang tidak benar untuk kepentingan pribadi berbagai anggota manajemen.
3)        Melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan.
Dalam hal auditor mempertimbangkan akan melanjutkan/menghentikan hubungan dengan klien dalam perikatan audit, auditor harus secara seksama mempertimbangkan pengalamannya dimasa lalu dalam berhubungan dengan klien dalam perikatan audit.
b.    Menentukan kompetensi auditor untuk melaksanakan audit
Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan resiko luar biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien dapat diketahui dengan cara :
1)        Mengidentifikasi pemakai laporan audit
2)        Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien dimasa depan
3)        Mengevaluasi kemungkinan dapat/tidaknya laporan keuangan calon klien diaudit
c.    Menentukan kompetensi auditor untuk melaksanakan audit
d.   Evaluasi terhadap Independensi Auditor

Kamis, 11 Januari 2018

Perbaikan UTS Audit Perbankan Syariah

Perbaikan UTS Audit PBS
Audit Perbankan Syariah
Oleh : Abang Zakqy Husna (1142310003)

1.   Dokumen menjadi begitu penting saat melakukan prosedur audit, mengapa demikian, jelaskan serta berikan contohnya.
Karena dari sudut pandang auditor, dokumen atau bukti adalah fakta dari informasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Dokumen atau bukti harus mempunyai hubungan dengan audit, objektif, relevan dari bermakna. Dalam proses audit, auditor harus dapat menganalisis dan menentukan fakta dari informasi yang relevan dan berkaitan dengan tujuan  audit dokumen atau bukti audit. Contoh dari dokumen audit diantaranya laporan keuangan perusahaan  yang meliputi neraca laporan laba/ rugi dari laporan perubahan modal.

2.    Jelaskan karakteristik dari Lembaga Keuangan Syariah?
a) Ekonomi Islam menjujung tinggi prinsip keadilan, hal tersebut tercemin dalam sistem bagi hasil (profit and loss sharing). Penegakan nilai keadilan dalam ekonomi dilakukan dengan melarang semua masfadah (segala yang merusak), riba, gharar (ketidak adilan) dan maysir.
b) Ekonomi Islam terdapat keseimbangan antara nilai-nilai spriitualisme dan materialism setiap transaksi dan kegiatan ekonomi yang ada, tidak hanya terfokus pada nilai-nilai materialism tetapi juga terfokus pada nilai-nilai spiritualisme yang mana memerhatikan kepentingan segala pihak dalam meraih manfaat suatu transaksi ekonomi.
c) Karakteristik ekonomi Islam ditandai adanya kepemilikan multijenis, artinya hakikatnya pemilik alam beserta segala isinya hanyalah Allah semata, sehingga harta yang dimiliki manusia merupakan titipan yang suatu saat akan kembali kepada Allah SWT.
d) Kebebasan ekonomi, artunya tetap membenarkan kepemilikan individu dan kebebasan dalam bertransaksi sepanjang dalam koridor syariah.
e) Menjaga Kemaslahatan individu dan bermasyarakat.

3.      Gambarkan skema dari audit syariah kemudian jelaskan.



 a.      Planning Review Procedures
ü  Harus direncanakan dengan matang agar selesai dengan efektif dan efisien.
ü  Rencana tersebut harus mencakup pemahaman menyeluruh tentang operasi IFI dalam hal produk,operasi, lokasi, cabang, anak perusahaan dan divisi. Perencanaan tersebut harus mencakup daftar semua fatwa, peraturan dan pedoman yang dikeluarkan oleh SSB.
ü  Memahami kegiatan, produk dan sikap manajemen terhadap kepatuhan terhadap syariah.
ü  Rencana tersebut harus didokumentasikan dengan benar termasuk kriteria dan ukuran pemilihan sampel, dengan mempertimbangkan kompleksitas, dan frekuensi transaksi.
b.      Executing Review  Procedures & preparing working papers
ü  Pemahaman tentang prosedur, komitmen dan pengendalian kepatuhan manajemen terhadap syariah;
ü  meninjau kontrak, kesepakatan, dll;
ü  memastikan apakah transaksi yang dilakukan merupakan produk yang diizinkan oleh SSB;
ü  meninjau informasi dan laporan lain seperti surat edaran, notulen, laporan operasi dan keuangan, kebijakan dan prosedur, dll;
ü  konsultasi / koordinasi dengan penasehat seperti auditor eksternal; dan
ü  mendiskusikan temuan dengan manajemen IFI.
c.       Documenting Conclusions & Reporting to shareholders
ü  SSB harus mendokumentasikan kesimpulan mereka dan menyiapkan laporan mereka kepada pemegang saham berdasarkan hasil kerja dan diskusi yang diadakan. Laporan SSB harus dibaca pada rapat umum tahunan IFI.
ü  SSB harus menerapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang memadai untuk memastikan bahwa penilaian dilakukan sesuai dengan standar.
ü  Prosedur pengendalian mutu dapat mencakup tinjauan terhadap semua dokumen kerja untuk memastikan bahwa prosedur penelaahan telah dipahami dan dijalankan dengan benar.
ü  Diskusi tambahan dapat dilakukan dengan manajemen IFI, jika diperlukan, untuk memastikan bahwa semua masalah penting tercakup selama peninjauan. 
4.      Jelaskan hubungan dari Dewan Pengawas Syariah dan Auditor Eksternal?
Sangat berkaitan. Ada sejumlah persamaan antara konsep dan pesan auditor eksternal dengan dewan pengawas syariah . keduanay menerbitkan suatu laporan tentang hasil percatataan transaksi yang dikerjakan oleh manager bank dan laporan tersebut diajukan guna diketik untuk stekholders. Auditor menginformasikan apakah laporan keuanagn fair tengang posisi laporan keuangan bank dan hasil usahanya. sedangkan dps menjamin apakah akutansi bank seperti yang dicerminkan dalam laporan keuangan adalah sesuai dengan prinsip prinsp syariah . oleh karena itu pekerjaan dps disebut audit religious atau syariah.

5.      Dalam POJK no 8 tahun 2014 dapat kita ketahui macam-macam risiko yang dapat dihadapi oleh Bank Syariah. Berbagai jenis risiko tersebut dapat menjadi faktor penilaian kita untuk menentukan sample audit. Sebutkan jenis-jenis resiko tersebut, jelaskan beberapa dari risiko tersebut, kemudian simpulkan risiko apa yang dapat kita jadikan sample saat melakukan proses audit?
Jenis-Jenis Resiko yang dihadapi oleh Bank Syariah berdasarkan peraturan OJK Nomor 8/ POJK 03/ 2014 terdapat 10 resiko yaitu : Resiko kredit, resiko pasar, resiko likuiditas, resiko operasional, resiko hukum, resiko stretejik, resiko kepatuhan, resiko reputasi, resiko imbal hasil, resiko investasi.
Penjelasan Beberapa resiko:
a)    Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul akibat kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Misalnya : jika suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang jatuh tempo secara tunai.
b)    Risiko kredit (bahasa Inggris: Credit risk) adalah suatu risiko kerugian yang disebabkan oleh ketidak mampuan (gagal bayar) dari debitur atas kewajiban pembayaran utangnya baik utang pokok maupun bunganya ataupun keduanya.
c)    Risiko pasar (Bahasa Inggris: market risk) adalah suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Empat faktor standar risiko pasar adalah risiko modal, risiko suku bunga, risiko mata uang, dan risiko komoditas.
d)    Risiko operasional. Risiko operasonal oleh Basel II didefinisikan sebagai suatu risiko kerugian yang disebabkan karena tak berjalannya atau gagalnya proses internal, manusia dan sistem, serta oleh peristiwa eksternal.





Senin, 11 Desember 2017

Materi ke-10

Fenomena dan Profesional Public Relations
(Materi ke-10)
Oleh : Abang Zakqy Husna

Menurut Prita Kemal Gani, Pada akhir-akhir ini di Indonesia terdapat serangkaian fenomena yang turut mempengaruhi aktivitas PR, dimana dapat dikeathui bahwa kegiatan PR selalu melibatkan stakeholder (pemangku kepentingan).
Pertama, arus globalisasi.  Kedua, perubahan sistem politik. Ketiga, perubahan sistem media massa. Keempat, fenomena perkembangan media sosial. Kelima, fenomena kebebasan informasi.
Jadi dari di atas disimpulkan bahwa Fenomena Public Relations adalah dimana banyaknya hal-hal yang dapat dilihat dari kejadian-kejadian dalam aktivitas Public Relations, contohnya dalam mengatasi atau mengcounter dari media massa akan hal negatif sehingga hal negatif tersebut tidak mempengaruhi citra dari organisasi maupun perusahaan.
Profesional Public Relations artinya disini bagaimana public relations mempunyai keahlian dan keuletan dari segi teknis baik itu komunikasi dan dari segi pengalaman dan pemahaman yang dipelajari seseorang dalam meningkatkan profesionalitasnya.
Menurut Grunig dan Hunt (1984:66) pemahaman profesionalisme dalam PR bisa dilihat dari factor-faktor berikut ini:
Pertama, Adanya seperangkat nilai-nilai professional. Nilai-nilai profesional ini ialah adanya kebebasan dalam menuangkan hasil pemikiran dan berusaha mendahulukan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi.
Kedua, Keanggotaan pada asosiasi profesi, Asosiasi ini didasarkan pada kesamaan profesi yang dimiliki anggotanya. Dalam asosiasi ini ada etika atas aturan yang telah disepakati bersama dan ada sangsi bagi yang melanggar.
Ketiga, Taat pada norma-norma professional (etika, kode etik dan penerapan). Kode etik kehumasan Indonesia telah memiliki kode etik profesi yang mengatur mengenai komitmen pribadi, perilaku terhadap klien dan atasan, perilaku terhadap masyarakat dan media massa, serta perilaku terhadap rekan sejawat.
Keempat, Adanya bangunan pengetahuan dan tradisi intelektual. Maksudnya agar para praktisi yang menggeluti bidang ini memiliki kepemilikan pengetahuan teoritis yang cukup kuat agar ada dasar dari setiap aktivitas yang dilakukan serta ada pertanggungjawaban.
Dan yang terakhir adalah Adanya keterampilan teknis. Keterampilan teknis ini bisa didapat dari pelatihan-pelatihan professional. Yang diikuti dari adanya seminar ataupun workshop yang disediakan oleh instansi-instansi tertentu


Daftar Pustaka
Skripsi R Lasweny - 2012, Profesi PR yang dipersyaratkan oleh perhotelan bintang lima di Yogyakarta.

Materi ke-9

Profil, Macam-Macam dan Pola Komunikasi Public Relations
(Materi ke-9)
Oleh : Abang Zakqy Husna

Profil public relatiosn (humas) Identitas dari individu atau organisasi yang memberikan informasi kepada yang membutuhkan, dengan  maksud untuk mengenali, memahami, dan  mempelajari individu atau organisasi tersebut.
Berten K. (1994) mengatakan bahwa kode etik profesi merupakan norma yang telah ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi dan untuk mengarah atau memberikan petunjuk kepada para anggotanya, yaitu bagaimana “seharusnya” (das sollen)  berbuat dan sekaligus menjamin kualitas moral profesi yang bersangkutan di mata masyarakat untuk memperoleh tanggapan yang positif. Apabila dalam pelaksanaanya (das sein) salah satu anggota profesi tersebut telah melakukan perbuatan yang menyimpang dari kode etiknya kelompok profesi itu akan tercemar citra dan nama baiknya di mata masyarakat.
Contoh profil humas Kantor Humas dan Kerjasama merupakan lembaga fungsional dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggungjawab kepada Rektor dan pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah pembinaan Pembantu Rektor IV.
Dengan teori komunikasi organisasi Weick (Organisation Theory of Weick) penelitian ini berpendapat bahwa yang terjadi menerpa perusahaan dapat dilihat dari perspektif fenomenologi, yaitu dimana setiap kejadian yang terjadi akan mengalami intepretasi lewat pengalaman-pengalaman setiap pribadi yang terikat dalam strukturisasi organisasi. Komunikasi yang menghasilkan pengalaman tersebut melahirkan pola-pola baru. Ada 4 (empat) pola komunikasi yang menjadi bahan acuan untuk mendeteksi setiap cara, motif dan hambatan dalam penulisan ini, yaitu:
Pertama Pola Komunikasi Primer yaitu  suatu proses penyampaian oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu symbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini terbagi menjadi dua lambing verbal dan nirverbal. Lambang verbal yaitu bahasa, yang paling sering di gunakan karena bahasa mampu mengungkapkan pikiran komunikator. Sedangkan lambing nirverbal yaitu lambing yang digunakan dalam berkomunikasi yang bukan bahasa namun merupakan isyarat dengan mnggunakan anggota tubuh antara lain; kepala, mata, bibir, tangan dan sebagainya.
Kedua Pola Komunikasi Verbal yaitu komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tertulis. Komunikasi ini paling banyak di pakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran.
Ketiga Pola Komunikasi Sekunder yaitu proses penyampaian oleh komunikator kepada komunikasi dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing pada media pertama.
Keempat Pola Komunikasi Linear yaitu mengandung makna lurus yang berarti dari satu titik ke titik yang secara lurus, yang berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikasi sebagai titik terminal.
Dan terakhir Pola Komunikasi Sirkular yaitu secara harfiah berarti bulat, bundar, atau keliling. Dalam proses sirkular  itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus komunikator sebagai penentu utama keberhasilan komunikasi.
Pada akhirnya kita telah mengetahui beberapa pengertian dari profil public relations atau humas yaitu sebuah identitas atau status dari organisasi ataupun perusahaan yang mana di dalamnya ada tugas dan fungsi Public Relations dalam mengenalkannya ke khalayak.
Sedangkan dari Pola Komunikasi Public Relations ada 5 yaitu Pola Komunikasi Primer, Pola Komunikasi Verbal, Pola Komunikasi Sekunder, Pola Komunikasi Linear, dan yang terakhir adalah Pola Komunikasi Sirkular. Pola Komunikasi yang sering di pakai adalah Pola komunikasi Verbal karena sering digunakan dalam berkomunikasi yang dilakukan oleh Public Relations.


DAFTAR PUSTAKA
Skripsi Andreano Rinaldi Sitinjak, 2012, Universitas Sam Ratulangi, “Pola Komunikasi Public Relations Officer dalam Mempertahankan Citra PT Lion Air Indonesia Cabang Manado”

https://rifar7.wordpress.com/2015/11/12/profil-dan-etika-profesi-humas/

Jumat, 01 Desember 2017

Materi ke-8

Media Public Relations
(Materi ke-8)
Oleh : Abang Zakqy Husna

Media relations dapat dikatakan sebagai alat untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas perusahaan atau organisasi melalui publikasi dan diharapkan pesan atau dapat diterima dengan baik oleh khalayak luas.
Menurut Iriantara Media relations pada dasarnya berkenaan dengan pemberian informasi atau memberi tanggapan pada media pemberitaan atas nama organisasi atau klien. Media relations merupakan salah satu bagian dari PR yang merupakan sarana yang sangat penting dan efisien. Penting karena akan menopang keberhasilan program , dan efisien karena tak memerlukan banyak daya dan dana untuk menginformasikan program yang hendak dijalankan dengan menggunakan teknik publisitas.
Menurut Lesly menjelaskan media relations sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespons kepentingan media terhadap organisasi. Uraian tentang media relations itu bisa dilihat keterkaitannya untuk membentuk pengertian media relations.
Pertama, media relations itu berkenaan dengan media komunikasi. Media komunikasi itu diperlukan karena menjadi sarana yang sangat penting dan efisien dalam berkomunikasi dengan publik. Agar komunikasi dengan publik tersebut bisa terpelihara, maka segala kepentingan media massa terhadap organisasi mesti direspon organisasi. Tujuannya adalah untuk keberhasilan program.
Kedua, media relations itu merupakan fungsi khusus dalam suatu kegiatan atau program PR. Letak kekhususannya adalah pada pelibatan media massa yang berada diluar kendali organisasi. Media relations selain menggunakan media massa , juga digunakan untuk menunjang kegiatan lain.yang diselenggarakan dalam kegiatan community relations, customer relations atau investor relations.
Komunikasi yang dikembangkan dalam praktik PR adalah komunikasi dua arah. Komunikasinya bukan hanya dari organisasi kepada publik – publiknya melainkan juga sebaliknya. Pada akhirnya, dalam praktik media relations pun bukan hanya memberikan informasi yang diberikan melalui media massa, melainkan juga mengikuti dan mengolah informasi yang disampaikan melalui media massa.
Daftar Pustaka

Skripsi Wahid Faysal Hakim, FIKI UMS 2010, Public Relations Dan Media Relations (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Media Relations Sebagai Upaya Meningkatkan Citra Positif Hotel Ibis Solo)
Tugas Akhir, Andriana Noro Iswari, FISIP USM Surakarta 2010, Efektifitas Kegiatan Media Relations Melalui Humas Di Bank Indonesia.


Kamis, 30 November 2017

Materi ke-7

Kampanye Public Relations
(Materi ke-7)
Oleh : Abang Zakqy Husna

Kampanye Public Relations merupakan salah satu kegiatan komunikasi yang dilaksanakan dengan suatu tujuan tertentu. Kampanye Public Relations mempunyai arti dalam hal untuk memasarkan suatu produk baik dalam hal mengenalkan, mengajak, hingga menarik masyarakat dalam membeli suatu produk. Kampanye Public Relations pada umumnya seperti para politikus yang mengkampanyekan dirinya untuk dipilih sebagai wakil rakyat. Begitu pula dengan Kampanye Public Relations yang berperan penting dalam menarik pelanggan agar tertarik pada produk yang kita pasarkan.
Kampanye menurut Antar Venus dalam buku Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifitaskan Kampanye Komunikasi, menyebutkan bahwa definisi kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasai yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.
Kampanye PR dalam arti sempit bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi agar tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan.
Pelaksanaan kampanye PR tentunya didasarkan pada suatu tujuan. Menurut Anne Gregory. Tujuan kampanye tersebut dapat ditetapkan di salah satu dari tiga level berikut: Pertama, Kesadaran (awareness), yaitu tahap membuat publik sasaran untuk berpikir tentang suatu hal dan mencoba untuk memperkenalkan sutu tingkatam pemahaman tertentu. Level ini disebut sebagai tujuan kognitif (pemikiran).
Kedua Sikap dan opini (attitude and opinion), yaitu tahap membuat public sasaran untuk membuat suatu sikap atau opini tertentu suatu subjek. Level ini disebut sebagai tujuan afektif. Dan yang terakhir, Perilaku (behavior), yaitu tahap membuat publik sasaran untuk bertindak sesuai dengan yang diinginkan. Level ini disebut dengan tujuan konatif.
Sedangkan menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnet dalam buku Rosady Ruslan, tujuan PR kampanye adalah: Pertama, To secure understanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dan pemahaman yang sama dalam berkomunikasi antar dua belah pihak.
Kedua, To establish acceptance. Bagaimana cara penerimaan inti terus dibina dengan baik. Dan yang terakhir, To motive action. Penggantian untuk memotivasi khalayak sasaran untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.
Proses dalam komunikasi merupakan komunikasi manusia dengan manusia yang bertujuan untuk menumbuhkan suatu pengertian antara penyebar pesan dengan penerima pesan. Jadi, komunikasi yang efektif terjadi bila antar komunikator dan komunikan saling tercipta suatu pengertian yang sama tentang pesan yang disampaikan tersebut. Guna menciptakan pengertian yang sama tentang pesan yang ingin disampaikan, PR perlu memahami faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan pesan, serta proses penerimaan pesan tersebut.
Yang dimaksud oleh pesan tersebut adalah sebuah pernyataan misi dari kampanye yang dibuat oleh sebuah perusahaan. Pernyataan misi adalah sebuah satu kesatuan dari mewujudkan tujuan dan nilai-nilai perusahaan, sehingga memberikan titik acuan yang sederhana bagi internal dan eksternal perusahaan untuk mengerti dari kampanye yg dibuat.
Dari semua tujuan yang telah dipaparkan kita dapat mengartikan, dalam kampanye public relations mempunyai misi untuk menyampaikan pesan yang disampaikan komunikator untuk disampaikan kepada khalayak sehingga khalaya dapat mengerti apa maksud dari Kampanye Public Relations yang pada goal akhirnya untuk menarik minat pelanggan pada suatu produk itu.

Daftar Pustaka

Skripsi Kampanye Public Relations dalam Membentuk Sikap Khalayak, Nur Fithry Amalia, FISIP, UI, 2012.

UAS Audit Perbankan Syariah

UAS Audit Perbankan Syariah Audit Perbankan Syariah Oleh : Abang Zakqy Husna (1142310003) 1.     Dokumen menjadi begitu penting saa...