Senin, 13 November 2017

Materi ke-4

Kedudukan Public Relations Korporat
(Materi ke-4)
Oleh : Abang Zakqy Husna

Bahwa kedudukan humas/PR adalah menilai sikap masyarkat (public) agar tercipta keserasian antara masyarkat dan kebijaksanaan organisasi/instansi. Karena mulai dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya. Dalam menjalankan fungsinya seorang PR/Humas, sebagai pejabat humas dituntut untuk memiliki empat kemampuan, yaitu:
Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fkata di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematic yang dihadapinya.
Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya.
Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan atau opini public (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi instansi yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling mnguntungkan.
Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya toleransi, saling menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik public internal maupun eksternal. Dan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain:
Menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas bersangkutan lebih memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan disampaikan itu.
Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaan public policynya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya, sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh public.
Pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber informasi actual dan factual, yang menyangkut kepentingan organisasi maupun publiknya.
Secara umum Public Relations mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada di antara dua pihak publik. Baik untuk publik lingkup internal maupun publik lingkup eksternal.  Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public Relations Officer sesuai fungsinya adalah sebagai “penyambung lidah’ perusahaan atau organisasi. Khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan publik yang berada di dalam dan umumnya dengan publik publik yang berada di luar perusahaan.
Menurut Moore (2004:159) “Humas di tingkat manajemen puncak sebuah organisasi, dengan seorang direktur utama dan dewan direktur. Karena tindakan manajemen dan kebijaksanaan manajemen mempengaruhi Humas, maka fungsi humas harus ada dalam kedudukan tertentu di dalam struktur organisasi untuk berpartisipasi dengan manajemen dalam keputusan kebijakan umum”.
Posisi PR di Bagan Organisasi dan hubungannya dengan pimpinan manajemen (Top Management) seringkali dapat dijelaskan dengan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana fungsi PR ini muncul. Pada awalnya Fungsi PR merupakan bagian integral dari departemen SDMsebagai tenaga pendukung komunikasi karyawan.
Karena fungsi ini terus berkembang, tidak hanya sekedar komunikasi karyawan belaka, maka pihak manajemen memisahkannya dari departemen SDM dan memberinya nama baru “Departemen PR”. Manajer departemen baru ini bertanggung jawab langsung ke CEO.
Demikian pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang tengah-tengah publiknya, public relations menyampaikannya pada Pimpinan Utama perusahaan. Dengan demikian, selain sebagai penyambung lidah perusahaan atau organisasi Public Relations dapat pula dikatakan sebagai “jembatan penghubung” di antara dua macam publiknya, baik internal maupun eksternal.
Dari gambaran tersebut, maka ideallah jika kedudukan PR secara organisatoris memang harus berada sedekat mungkin dengan Pimpinan Utama, di atas bagian-bagian yang ada dalam perusahaan itu. Kedudukan tersebut diartikan sebagai fungsi menurut hierarki kerja dalam kaitannya dengan aspek komunikasi sebagai unsur-unsur yang ada dalam perusahaan, yakni dilihat secara vertikal.(Yulianita, 2007:85)
Sesuai dengan fungsinya, kedudukan PR dalam konteks yang ideal dalam suatu perusahaan atau organisasi, menduduki tempat sebagai konsultan perusahaan atau organisasi khususnya konsultan dalam hal kegiatan komunikasi manajemen perusahaan.
Namun, pada perusahaan-perusahaan yang kecil, biasanya tugas PR dipegang langsung oleh pimpinan sendiri. Misalnya toko-toko kecil, dokter-dokter yang berpraktek sendiri, konsultan-konsultan, dan perusahaan-perusahaan lainnya yang organisasinya relatif kecil.

Daftar Pustaka
Moore, Frazier. 2004. Humas Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Yulianita, Neni, Dasar-Dasar Public Relations, Pusat Penerbitan Universitas (P2U), Bandung, 2005.
https://acehkrak.blogspot.co.id/2015/05/makalah-hubungan-masyarakat.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UAS Audit Perbankan Syariah

UAS Audit Perbankan Syariah Audit Perbankan Syariah Oleh : Abang Zakqy Husna (1142310003) 1.     Dokumen menjadi begitu penting saa...