Kedudukan Public Relations Korporat
(Materi ke-4)
Oleh : Abang Zakqy Husna
Bahwa
kedudukan humas/PR adalah menilai sikap masyarkat (public) agar tercipta
keserasian antara masyarkat dan kebijaksanaan organisasi/instansi. Karena mulai
dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang
hendak dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari dukungan,
serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya. Dalam menjalankan
fungsinya seorang PR/Humas, sebagai pejabat humas dituntut untuk memiliki empat
kemampuan, yaitu:
Memiliki
kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fkata di
lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematic
yang dihadapinya.
Kemampuan
untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif,
inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya.
Kemampuan
untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan atau opini public
(crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi instansi
yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling mnguntungkan.
Kemampuan
PR/Humas menjalin suasana saling percaya toleransi, saling menghargai, good
will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik public internal maupun
eksternal. Dan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public
relations practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain:
Menjelaskan
tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak publiknya. Tugas
tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas bersangkutan lebih
memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan disampaikan itu.
Bertindak
sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaan public
policynya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut membingungkan atau
menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya, sehingga
pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh public.
Pihak
PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau memprediksi
sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber
informasi actual dan factual, yang menyangkut kepentingan organisasi maupun
publiknya.
Secara
umum Public Relations mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yakni berada
di antara dua pihak publik. Baik untuk publik lingkup internal maupun publik
lingkup eksternal. Hal ini mengisyaratkan bahwa seorang Public
Relations Officer sesuai fungsinya adalah sebagai “penyambung lidah’
perusahaan atau organisasi. Khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal
balik dengan publik yang berada di dalam dan umumnya dengan publik publik yang
berada di luar perusahaan.
Menurut
Moore (2004:159) “Humas di tingkat manajemen puncak
sebuah organisasi, dengan seorang direktur utama dan dewan direktur. Karena
tindakan manajemen dan kebijaksanaan manajemen mempengaruhi Humas, maka fungsi
humas harus ada dalam kedudukan tertentu di dalam struktur organisasi untuk
berpartisipasi dengan manajemen dalam keputusan kebijakan umum”.
Posisi
PR di
Bagan Organisasi dan hubungannya dengan pimpinan manajemen (Top Management)
seringkali dapat dijelaskan dengan menjelaskan terlebih dahulu bagaimana fungsi
PR ini muncul. Pada awalnya Fungsi PR merupakan bagian integral dari
departemen SDMsebagai tenaga pendukung komunikasi karyawan.
Karena
fungsi ini terus berkembang, tidak hanya sekedar komunikasi karyawan belaka,
maka pihak manajemen memisahkannya dari departemen SDM dan
memberinya nama baru “Departemen PR”. Manajer departemen baru ini
bertanggung jawab langsung ke CEO.
Demikian
pula dalam hal menanggapi akibat dari policy yang tengah-tengah publiknya,
public relations menyampaikannya pada Pimpinan Utama perusahaan. Dengan
demikian, selain sebagai penyambung lidah perusahaan atau organisasi Public
Relations dapat pula dikatakan sebagai “jembatan penghubung” di antara dua
macam publiknya, baik internal maupun eksternal.
Dari
gambaran tersebut, maka ideallah jika kedudukan PR secara organisatoris memang
harus berada sedekat mungkin dengan Pimpinan Utama, di atas bagian-bagian yang
ada dalam perusahaan itu. Kedudukan tersebut diartikan sebagai fungsi menurut
hierarki kerja dalam kaitannya dengan aspek komunikasi sebagai unsur-unsur yang
ada dalam perusahaan, yakni dilihat secara vertikal.(Yulianita, 2007:85)
Sesuai
dengan fungsinya, kedudukan PR dalam konteks yang ideal dalam suatu perusahaan
atau organisasi, menduduki tempat sebagai konsultan perusahaan atau organisasi
khususnya konsultan dalam hal kegiatan komunikasi manajemen perusahaan.
Namun,
pada perusahaan-perusahaan yang kecil, biasanya tugas PR dipegang langsung oleh
pimpinan sendiri. Misalnya toko-toko kecil, dokter-dokter yang berpraktek
sendiri, konsultan-konsultan, dan perusahaan-perusahaan lainnya yang
organisasinya relatif kecil.
Daftar Pustaka
Moore, Frazier. 2004. Humas Membangun
Citra dengan Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Yulianita,
Neni, Dasar-Dasar Public Relations, Pusat Penerbitan Universitas (P2U),
Bandung, 2005.
https://acehkrak.blogspot.co.id/2015/05/makalah-hubungan-masyarakat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar